Menurut Bernand Berelson dan Gary
A. Steiner (dalam Siswanto 2007:119) motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap
mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarahkan atau
menyalurkan prilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau
mengurangi ketidak seimbangan.
Motivasi
seseorang menurut Sangir (dalam Siswanto 2007:122) biasanya meliputi :
·
Kinerja
(Achievement)
·
Penghargaan
(Recognition)
·
Tantangan
(Challenge)
·
Tanggungjawab
(Responsibility)
·
Pengembangan
(Development)
·
Keterlibatan
(Involvement)
·
Kesempatan
(Opportunity)
Menurut Mc.
Donald (dalam Sardiman, 2010:73) motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya ”feelling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam pengertian ini mengandung tiga
elemen penting, yaitu :
·
Bahwa
motivasi itu diawali terjadinya perubahan energi pada diri sendiri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi
didalam sistem ”neuropshysological”
yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakanya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
·
Motivasi
ditandai dengan munculnya rasa / ”felling”,
afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
·
Motivasi
akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul karena
terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Secara
teoritis indikator kemauan atau motivasi dikemukakan oleh Soewardi (dalam
Makmur 2008:176) menyatakan human
motivation adalah kekuatan psikis dalam diri manusia, dengan motivasi tersebut
manusia meraih yang diinginkanya.
Menurut Campbell (dalam Makmur 2008:179)
bahwa motivasi berhubungan dengan arah prilaku, kekuatan respon (yakni usaha)
setelah seseorang memilih mengikuti tindakan tertentu dan ketahanan prilaku
atau beberapa lama orang terus menerus berprilaku menurut cara tertentu.
Konsep motivasi yang dikemukakan
oleh Jones (dalam Makmur 2008:179)
menyatakan bahwa motivasi berhubungan erat dengan bagaimana perilaku itu
dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan dan reaksi subjektif macam
apakah yang timbul dalam organisasi ketika semua itu berlangsung. Motivasi
berhubungan erat dengan prilaku dan prestasi. Motivasi diarahkan untuk mencapai
tujuan.
Sementara itu, Hersey dan Blanchard (dalam
Makmur 2008:180) mengemukakan bahwa adanya prilaku manusia pada umumnya
dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Apabila seseorang
sudah siap untuk beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya itu,
dorongan-dorongan sedikitpun perlu dimilikinya untuk membuatnya bergerak.
Menurut Atkinson (dalam Makmur 2008:181)
kekuatan motivasi merupakan suatu fungsi dari tiga variabel yang dijelaskan
sebagai berikut :
·
Motif
menunjukan kecendrungan yang umum dari individu untuk mendorong pemuasan
kebutuhan. Ia mewakili kepentingan tentang pemenuhan jebutuhan.
·
Pengharapan
adalah kalkulasi subjektif tentang kemungkinan tindakan tertentu yang akan
berhasil dalam memuaskan kebutuhan (mencapai tuhuan)
·
Insentif
adalah kalkulasi subjektif tentang nilai pengharapan bagi pencapaian tujuan.