Cari Blog Ini

Kamis, 28 Februari 2013

Teori Motivasi



Menurut Bernand Berelson dan Gary A. Steiner (dalam Siswanto 2007:119) motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarahkan atau menyalurkan prilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan.
            Motivasi seseorang menurut Sangir (dalam Siswanto 2007:122) biasanya meliputi :
·         Kinerja (Achievement)
·         Penghargaan (Recognition)
·         Tantangan (Challenge)
·         Tanggungjawab (Responsibility)
·         Pengembangan (Development)
·         Keterlibatan (Involvement)
·         Kesempatan (Opportunity)

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2010:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri  seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feelling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam pengertian ini mengandung tiga elemen penting, yaitu :
·         Bahwa motivasi itu diawali terjadinya perubahan energi pada diri sendiri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem ”neuropshysological” yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
·         Motivasi ditandai dengan munculnya rasa / ”felling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
·         Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Secara teoritis indikator kemauan atau motivasi dikemukakan oleh Soewardi (dalam Makmur 2008:176) menyatakan human motivation adalah kekuatan psikis dalam diri manusia, dengan motivasi tersebut manusia meraih  yang diinginkanya.
            Menurut Campbell (dalam Makmur 2008:179) bahwa motivasi berhubungan dengan arah prilaku, kekuatan respon (yakni usaha) setelah seseorang memilih mengikuti tindakan tertentu dan ketahanan prilaku atau beberapa lama orang terus menerus berprilaku menurut cara tertentu.
            Konsep motivasi yang dikemukakan oleh Jones (dalam Makmur 2008:179)  menyatakan bahwa motivasi berhubungan erat dengan bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan dan reaksi subjektif macam apakah yang timbul dalam organisasi ketika semua itu berlangsung. Motivasi berhubungan erat dengan prilaku dan prestasi. Motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan.
            Sementara itu, Hersey dan Blanchard (dalam Makmur 2008:180) mengemukakan bahwa adanya prilaku manusia pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Apabila seseorang sudah siap untuk beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya itu, dorongan-dorongan sedikitpun perlu dimilikinya untuk membuatnya bergerak.
            Menurut Atkinson (dalam Makmur 2008:181) kekuatan motivasi merupakan suatu fungsi dari tiga variabel yang dijelaskan sebagai berikut :
·         Motif menunjukan kecendrungan yang umum dari individu untuk mendorong pemuasan kebutuhan. Ia mewakili kepentingan tentang pemenuhan jebutuhan.
·         Pengharapan adalah kalkulasi subjektif tentang kemungkinan tindakan tertentu yang akan berhasil dalam memuaskan kebutuhan (mencapai tuhuan)
·         Insentif adalah kalkulasi subjektif tentang nilai pengharapan bagi pencapaian tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar